berbahaya. Berbagai masalah ditemukan, salah satunya 76,4 persen makanan kemasan telah kadaluwarsa.
Sayangnya, BPOM enggan menyebut merek makanan yang menyalahi aturan tersebut.
"Ini pengawasan makanan menjelang hari raya Imlek 2561. Kita ambil sampel dan uji laboratorium," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kustantinah kepada wartawan di kantornya, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2010).
BPOM menguji 556 sarana distribusi makanan dari 5 sampai 11 Februari 2010. Hasilnya, 11,4 persen makanan impor tanpa izin edar, 2,21 persen makanan lokal tanpa izin edar, 5,9 persen makanan rusak, 76,39 persen makanan kadaluwarsa, 3,66 persen makanan menyalahi label, dan 0,4 persen pelanggaran lain-lain.
"Kalau nama produknya, nanti kita kasih tahu. Soal data, kita harus cari dulu. Nanti kita fax ya," elak Kustantinah tentang produk makanan tersebut.
Sayangnya, BPOM enggan menyebut merek makanan yang menyalahi aturan tersebut.
"Ini pengawasan makanan menjelang hari raya Imlek 2561. Kita ambil sampel dan uji laboratorium," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kustantinah kepada wartawan di kantornya, Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2010).
BPOM menguji 556 sarana distribusi makanan dari 5 sampai 11 Februari 2010. Hasilnya, 11,4 persen makanan impor tanpa izin edar, 2,21 persen makanan lokal tanpa izin edar, 5,9 persen makanan rusak, 76,39 persen makanan kadaluwarsa, 3,66 persen makanan menyalahi label, dan 0,4 persen pelanggaran lain-lain.
"Kalau nama produknya, nanti kita kasih tahu. Soal data, kita harus cari dulu. Nanti kita fax ya," elak Kustantinah tentang produk makanan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar